Catur, inilah salah satu permainan paling digemari di seluru dunia. Catur melibatkan banyak elemen seperti kemampuan pemainnya merancang taktik, menjebak lawan, lalu akhirnya mengalahkan lawannya dengan satu "skak-mat". Konon elemen-elemen dalam catur itu banyak menginspirasi orang dalam hidupnya. Namun, pernah dengar orang membunuh karena terinspirasi oleh catur?
Alexander Pichushkin adalah salah satu contoh nyata itu. Pria Rusia ini diketahui telah membunuh 51 orang di suatu daerah di barat daya Moskow. Julukan "Chessboard Killer" sendiri diberikan setelah polisi melakukan penggeledahan & menemukan sebuah papan catur di mana setiap kotaknya berisi tangal-tanggal saat ia melakukan pembunuhan. Nama Pichuzkin pun sontak menjadi salah satu "legenda" pembunuh berantai dengan korban paling banyak di Rusia
Target pembunuhan Pichushkin bermacam-macam. Mereka berasal dari berbagai tingkatan umur & gender, namun rata-rata dari mereka adalah tuna wisma. Pichushkin sendiri mengaku bahwa ia tidak melakukan tindak pemerkosaan kepada korban wanitanya & hanya tertarik untuk membunuh. Korban-korban Pichuzkin pada awalnya adalah orang-orang dekat yg dikenalnya lewat bermain catur di taman, namun belakangan ia berusaha mencari tantangan dengan membunuh orang-orang yg tidak ia kenal. Korban pertamanya adalah seorang pria bernama Sergei yg dibunuhnya dengan melemparnya keluar jendela. Polisi sendiri saat itu berpikir Sergei meninggal akibat bunuh diri. Sejak itulah, ia mulai melakukan pembunuhan berantai dengan obsesi "memenuhi papan caturnya"
Modus operandi Pichushkin yg umum adalah, mula-mula ia mengajak calon korbannya untuk bermain catur. Ia kemudian menawari calon korbannya meminum vodka dengan dalih "berkabung atas kematian anjingnya". Begitu korbannya mulai kehilangan kesadaran akibat mabuk, ia lalu memukul kepala korbannya dengan martil. Usai memukul korbannya, ia melakukan suatu perbuatan yg terbilang sadis : ia menggunakan pecahan botol vodka untuk melubangi tengkorak korbannya, lalu mencongkelinya dengan ranting. Ia mengaku melakukan itu karena ia menyukai bunyi yg ditimbulkan lempeng-lempeng tengkorak saat memecahnya
Dalam membunuh, ia tidak selalu berusaha memecah atau memukul tengkorak korbannya. Kadang-kadang ia hanya mencekik korbannya atau menusuknya dengan pipa yg sudah ditajamkan. Biasanya ia meninggalkan korbannya begitu saja di tempat kejadian. Namun, bila korbannya tidak meninggal saat itu juga, ia melempar korbannya ke dalam lubang parit dengan tujuan korbannya mati tenggelam & tidak bisa ditemukan
Polisi berhasil menangkap Pichushkin pada bulan Juni 2006. Ia kemudian dimasukkan di Penjara Moskow dengan hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan pembunuhan berantai dengan 15 tahun pertama dimasukkan dalam sel isolasi. Usai melakukan penangkapan, polisi menemukan papan catur yg konon merupakan sumber inspirasi Pichushkin. Kotak papan catur yg sudah terisi oleh tanggal-tanggal pembunuhan berjumlah 61, minus 3 sebagai jumlah keseluruhan kotak papan catur. Namun, polisi hanya berhasil menemukan 51 korban yg dikaitkan dengan kasus pembunuhannya
Polisi yg melakukan interogasi dengan Pichushkin kemudian menyimpulkan bahwa Pichushkin mengalami semacam gangguan mental psikopatik. Ia mengaku bahwa ia harus membunuh karena menurutnya, hidup tanpa membunuh sama dengan hidup tanpa makan & minum. Ia bahkan mengatakan bahwa dikejar-dikejar polisi merupakan sesuatu yg ia harapkan. Menurutnya, semakin sulit & menegangkan pembunuhan yg ia lakukan, ia merasa bahwa dirinya menjadi semakin kuat & superior. Salah seorang ahli kejiwaan di Institut Serbsky, Rusia, menyatakan bahwa kelainan Pichushkin sudah tidak bisa disembuhkan
Category:
knowledge of life
0
komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar